BAB 1
Kerajaan atau Kesultanan Banjar merupakan salah satu kerajaan dan kesultanan terbesar di Nusantara. Hal tersebut dapata dilihat dar tiga aspek diantaranya: lamanya berkuasa, luasnya wilayahnya kekuasaan, ketahanan dalam melawan penjajah.
Kerajaan Negara Daha merupakan kerajaan Hindu yang menguasai wilayah kalimatan Selatan diperkirakan berkuasa sejak tahun 1300-1495. Wilayah kekuasaan di masa Kerajaan Banjar Hindu meliputi lima distrik besar di kalimantan Selatan yakni Kuripan (Amuntai), Daha (Negara-Margasari), Gagelang (Alabio), Pudak Setegal (Kelua), dan Pandan Arum ( Tanjung). Raja pertama bernama Sangkarsungsang. Ia memiliki dua orang pangeran yakni anak pertama Raden Sukarama dan anak kedua Raden Bengawan. Ketika memasuki usia dewasa Raja Sangkarsungsang meninggal dunia dan digantikan oleh anak pertama Raden Sukarama. kemudian mereka masing-masing mempunyai istri dan anak.
Raden Sukarama mempunyai lima orang anak diantaranya, Pangeran Mangkubumi, pangeran Tumenggung, Pangeran Bagalung, Pangeran Jayadewa dan Putri Galuh Beranakan. Sedangkan Raden Bengawan hanya mempunyai satu orang anak yang bernama Mantri Alu. Lambat laun anak-anak mereka tumbuh dewasa Raden Sukarama dan Raden Bengawan sepakat untuk menikahkan putra putri mereka yakni Pangeran Mantri Alu dan Putri Galuh Beranakan. Setelah menikah Pangeran Mantri Alu dan Putri Galuh Beranakan dikaruniai seorang anak bernama Pangeran Samudra. Kemudian Raja Sukarama menyampaikan wasiat dihadapan rakyat dan keluarga besarnya bahwa kelak yang akan menggantikan ia sebagai Raja adalah Pangeran Samudra dan bergelar Suryanullah. Lantas anak-anak dan keluarga besar terkejut serta tidak sepakat atas wasiat Raja Sukarama bahwa yang menggantikan ia sebagai Raja adalah cucunya, hal tersebut ia sampaikan karena takut suatu saat kelak anak-anaknya berperang untuk merebut kekuasaan. Sedangkan sang ayah dari Pangeran Mantri Alung hilang, seperti ditelan bumi. Tidak lama pasca hilangnya Pangeran Mantri Alu, Raja Sukarama dan Bengawan wafat. Putri Galuh Beranakan gelisah lantaran Putranya Pangeran Samudra, hendak dibunuh. Akhirnya Pangeran Samudra dibawa ke Bandar Masih (Banjar Masin). Bandar Masih (Banjar Masin) merupakan bandar perdagangan terbesar di Kalimantan Selatan. Setiap daerah mempunyai Patih masing-masing diantaranya Patih Masih, Patih Balit, Patih Muhur, Patih Balitung dan Patih Kuin adapun pemimpin yang paling tua adalah Patih Masih. Kemudian Putri Galuh Beranakan membawa dan menitipkan Pangeran Samudra ke Patih Masih. Sementara itu kerajaan dipimpin oleh Mangkubumi dan pada saat itu pula pangeran Samudra dilarikan ke Bandar Masih namun Raja Mangkubumi tidak menghiraukan hal tersebut. Tidak lama kemudian Raja Mangkubumi wafat dan kepemimpinan dilanjutkan oleh Pangeran Tumenggung. Namun pada saat Tumenggung menjadi Raja, Pangeran Samudra sudah dewasa dan pada saat itu para Patih-Patih bermusyawarah untuk menjadikannya sebagai Raja di daerah Bandar Masih dan sekitarnya sesuai dengan wasiat kakeknya Raja Sukarama. Pada akhirnya Patih-Patih mengumpulkan upeti untuk mendirikan kerajaan dan mengangkat Pangeran Samudra sebagai Rajanya.
Dulunya didaerah Muhur upeti-upeti dikirimkan ke Kerajaan Daha, setelah pangeran Samudra menjadi Raja upeti-upeti tidak lagi dikirim ke Kerajaan Daha, tetapi dikirim ke Kerajaan Banjar dan Raja Tumenggung bingung setelah diselidiki ternyata terdapat Kerajaan di Bandar Masih alangkah terkejutnya ia bahwa yang memimpin Kerajaan tersebut ialah keponakannya sendiri Pangeran Samudra. Setelah mengetahui bahwa ada Kerajaan lain dan Rajanya sendiri adalah keponakannya akhirnya mereka berperang untuk merebutkan kekuasaan. Karena pada saat itu Kerajaan Banjar Masih kecil, akhirnya Pangeran Samudra kalah dan pergi meninggalkan medan perang. Para Patih-Patih kemudian bermusyawarah untuk meminta bantuan dari Kerajaan Demak dengan mengutus Patih Muhur berangkat menuju ke Kerajaan Demak. Setibanya di Kerajaan, Raja Demak bisa membantu tetapi dengan satu syarat apabila menang Pangeran Samudra harus masuk Islam. Setelah persyaratan diterima para prajurit Kerajaan Demak berangkat menuju Bandar Masih untuk membantu Kerajaan Banjar berperang melawan Kerajaan Daha dan Raja dari kedua pihak saling berhadapan yakni Raja Tumenggung dan Raja Samudra, pada saat itu pula Raja Samudra pasrah bahwa yang ia hadapi adalah pamannya, begitu pun sebaliknya pada akhirnya mereka damai serta bersatu menjadi sebuah Kerajaan besar yakni Kerajaan Banjar. Setelah bersatunya Kerajaan Banjar dan Kerajaan Daha, akhirnya Raja Samudra menepati janjinya dan Kerajaan Demak mengutus seseorang yang bernama Khatib Dayan untuk mengislamkan Raja Samudra, setelah masuk Islam namanya berubah menjadi Sultan Suriansyah.
0 Komentar