JENIS-JENIS GAMBUT

Jenis Lahan Gambut Berdasarkan Ketebalannya
Lahan gambut menjadi potensi dalam budidaya tanaman pangan, sehingga dibedakan berdasarkan ketebalannya yaitu : Sangat dangkal atau sangat tipis, jika ketebalan gambut < 50 cm (kurang dari 50 cm). Dangkal atau tipis, jika ketebalan gambut 50-100 cm. Sedang, jika ketebalan gambut 101-200 cm. Dalam atau tebal, jika ketebalan gambut 201-400 cm. Sangat dalam atau sangat tebal, jika ketebalan gambut 401-800 cm. Dalam sekali atau tebal sekali, jika ketebalan gambut 801-1.200 cm. Semakin tebal tanah gambut, semakin rendah potensinya untuk budidaya tanaman pangan dan hortikultura.

Macam-macam Gambut Berdasarkan Kadar Abu Gambut 
Kadar abu dihubungkan pada tingkat kesuburan gambut, abu sering dimanfaatkan petani untuk menambah kesuburan lahan gambut, sekaligus meningkatkan produktivitas lahan. Jenis gambut berdasarkan kadar abu terbagi menjadi 3 yaitu: 1. Eutrofik Eutrofik adalah gambut dengan tingkat kesuburan tinggi atau kadar abunya >8%. 2. Mesotrofik Mesotrofik adalah gambut dengan tingkat kesuburan sedang atau mempunyai kadar abu >2% hingga 8%. 3. Oligotropik Oligotrofik adalah gambut dengan tingkat kesuburan paling rendah atau kadar abunya ≤2%.


Jenis Gambut Berdasarkan Lingkungan Pembentukan atau Fisiografi Gambut 
Jenis gambut berdasarkan lingkungan pembentukan atau fisiografi gambut diklasifikasikan menjadi 4 kategori sebagai berikut: 
1. Gambut Cekungan (Basin Peat) Gambut yang terbentuk di daerah cekungan, lembah sungai atau rawa belakang (back swamp). 
2. Gambut Sungai (River Peat) Gambut yang terbentuk di sepanjang sungai yang masuk ke daerah lembah kurang dari 1 km. Jenis gambut ini juga sering disebut gambut pedalaman, misalnya gambut yang terdapat di sepanjang Sungai Barito, Sungai Kapuas, dan Sungai Mentangai, Kalimantan Tengah. 
3. Gambut Dataran Tinggi (Highland Peat) Gambut yang terbentuk di punggung-punggung bukit atau pegunungan, seperti yang terdapat di Pegunungan Tigi, Papua dan Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. 
4. Gambut Pantai (Coastal Peat) Gambut yang terbentuk di sepanjang pantai dan pesisir.

Pembagian Gambut Berdasarkan Proses Pembentukannya 
Dengan memperhatikan proses pembentukannya, gambut dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yakni: 
1. Gambut Ombrogen
Jenis gambut yang pembentukannya dipengaruhi oleh curah hujan, adalah lapisan tanah gambut yang sering dijumpai. Meski semua gambut ombrogen bermula sebagai gambut topogen, namun gambut ombrogen lebih tua umurnya. Pada umumnya, gambut ombrogen mempunyai lapisan yang lebih tebal hingga kedalamannya 20 meter, dan permukaan tanah gambutnya lebih tinggi daripada permukaan sungai di dekatnya. Kandungan unsur hara tanah sangat terbatas, hanya bersumber dari lapisan gambut dan air hujan, sehingga kurang subur. Sungai-sungai atau drainase yang keluar dari wilayah gambut ombrogen mengalirkan air yang keasamannya tinggi (pH 3,0-4,5), mengandung banyak asam humus dan warnanya coklat kehitaman seperti air teh yang pekat. Gambut ombrogen kebanyakan terbentuk tidak jauh dari pantai. Tanah gambut ini kemungkinan bermula dari tanah endapan mangrove yang kemudian mengering, kandungan garam dan sulfida (bahan kimia) yang tinggi di tanah itu mengakibatkan hanya sedikit dihuni oleh jasad-jasad renik pengurai. Dengan demikian lapisan gambut mulai terbentuk di atasnya. 

2. Gambut Topogen 
Gambut topogen adalah jenis gambut yang pembentukannya dipengaruhi oleh keadaan topografi (cekungan) dan air tanah, lapisan tanah gambut yang terbentuk karena genangan air yang terhambat drainasenya pada tanah-tanah cekung di belakang pantai, di pedalaman atau pegunungan. Gambut jenis ini umumnya tidak begitu dalam, hingga 4 meter saja, tidak begitu asam airnya dan relatif subur dengan zat hara yang berasal dari lapisan tanah mineral di dasar cekungan, air sungai, sisa-sisa tumbuhan, dan air hujan. Gambut topogen relatif tidak banyak dijumpai di tanah air.

3. Gambut Pegunungan
Gambut yang pembentukannya dipengaruhi oleh gunung atau bukit, biasanya gambut ini lebih subur daripada gambut topogen. 

Jenis-jenis Gambut Berdasarkan Bahan Penyusunnya 
Berdasarkan bahan penyusun atau bahan asalnya, gambut menjadi tiga kelompok yaitu: 
1. Gambut Lumutan (Sedimentary/Moss Peat) 
Jenis gambut yang tersusun dari campuran tanaman air dari family Liliaceae, termasuk plankton dan sejenisnya. 
2. Gambut seratan (Fibrous/Sedge peat)
 Gambut yang tersusun dari tanaman sphagnum dan sejenisnya. 
3. Gambut kayuan (Woody Peat) 
Gambut yang tersusun dari jenis pohon-pohonan dan tanaman semak-semak atau paku pakuan yang ada di bawahnya.

Ciri-ciri Lahan Gambut Gambut
       Mempunyai karakteristik yang unik dan memiliki fungsi yang beragam seperti pengatur tata air, pengendali banjir, sebagai habitat (tempat hidup) aneka ragam jenis makhluk hidup dan sebagai gudang penyimpan karbon dan berperan sebagai pengendali kestabilan iklim global. Ciri lahan gambut dapat dilihat dari adanya lapisan gambut dengan ketebalan lebih dari 40 cm dan mengandung bahan organik lebih dari 30% jika fraksi mineralnya mengandung lempung sebesar 60%, atau mengandung bahan organik lebih dari 20% jika fraksi mineralnya tidak mengandung lempung. Karakteristik Tegakan pada Lahan Gambut Tegakan pada hutan gambut selalu hijau dan mempunyai banyak lapisan tajuk. Ciri lahan gambut dapat dilihat dari jenis-jenis pohon yang banyak terdapat pada tipe hutan ini diantaranya adalah Alstonia sp., Dyera spp., Durio carinatus, Palaquium spp., Tristania spp, Eugenia spp., Cratoxylum sp., Diospyros sp., dan Myristica sp. Di Kalimantan dan di beberapa daerah di Sumatera, pada hutan gambut banyak dijumpai ramin (Gonystylus spp.) sejenis kayu mewah yang sangat baik untuk furniture, oleh sebab itu tipe hutan gambut sering disebut juga dengan hutan ramin. 
        Sifat-sifat Gambut Sifat lahan gambut sangat berbeda dengan tanah mineral berkaitan dengan sifat kimia, fisika, dan biologi. Ciri lahan gambut dapat berubah akibat adanya tindakan manusia seperti pembukaan lahan, pembakaran lahan, pembuatan saluran drainase, dan penambangan. Karakteristik kimia gambut yang menonjol dan berkaitan dengan pertanian meliputi kemasaman tanah, cadangan karbon, ketersediaan hara, KTK, kadar abu, asam organik, dan pirit, dan jenis stratum yang berada di bawah lapisan gambut. Penampakan fisik gambut meliputi daya simpan air, laju subsidensi, porositas tanah, dan berat isi. Jenis dan populasi mikroorganisme merupakan karakteristik yang berkaitan dengan sifat biologi gambut


Posting Komentar

0 Komentar

Comments